Social Entrepreneur

Pagi ini, 13 Februari 2014. Saya tertarik dengan sebuah tulisan di website yang sejak tadi pagi saya buka satu persatu. Website tersebut, menuliskan apa dan bagaimana Social Enterpreneur itu bekerja. Kata ini sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi saya, namun baru kali ini saya melihat dengan gamblang setelah menemukan pula contoh-contoh keseharian di website tersebut. Sebenarnya Social Enterpreneur lebih banyak bersentuhan dengan program pemberdayaan masyarakat, namun karena sifatnya harus untung ditengah mencari solusi ditengah masyarakat dalam social enterpreneurship perlu menyusun strategi untuk mendapatkan untung, untuk bagi founder terlebih lagi untung bagi masyarakat. ternyata Telah banyak contohnya, sebut saja Masril Koto (sedang saya baca di pagi ini), Tri Mumpuni, Siverius Oscar Unggul, hal ini mendorong saya untuk membuat tulisan mengenai social enterpreneurship di media sosial yang ada dan terlebih memotivasi saya untuk berbuat lebih banyak lagi.

Seperti halnya yang dilakukan Masril Koto, tidak banyak orang yang mau berkorban seperti beliau, tidak banyak orang berpikiran seperti beliau yang sangat peduli terhadap petani, bahkan tidak banyak ribuan sarjana pertanian (secara luas) yang telah diluluskan oleh berbagai fakultas pertanian di negara ini berfikir visioner seperti halnya beliau. Contohnya saja, kenapa Bank-bank di negara (yang ternyata karyawannya banyak juga lulusan pertanian) ini sungkan sekali untuk turun ke desa-desa membantu kesulitan petani, padahal dengan lembaga keuangan mikro seperti yang didirikan oleh Masril Koto, petani dapat terbantu, ekonomi perdesaaanpun akan semakin tumbuh.

Dari sekian tulisan yang saya baca pagi ini, semakin saya sadar dan mengevaluasi diri bahwa saya belumlah apa-apa. Saya belum mampu membantu orang lain, saya belum mampu bermanfaat bagi orang lain. Saya hanyalah lulusan sarjana pertanian yang duduk dimeja menikmati kenyamanan bekerja kantoran. Saatnya bergerak.        

Leave a comment